true of based story
sepucuk maaf untuk nenekku
sholat ashar sudah aku tunaikan berjama'ah di masjid daerah surabaya,, usai sholat entah angin apa yang melintas di diriku ? sontak aku mengingat kembali kenangan aku bersama nenekku di masjid tersebut.. air bercucuran di mataku mengingat kenangan itu.. aku pulang ke rumah nenekku dengan wajah sedih dan segera diriku menghampiri nenek aku yang sudah tua dan lemas terbaring di tempat tidur,, aku duduk di pinggir kasur tersebut dan se-sekali melihat wajahnya.. membuat aku merasa tersayat hati ini.. ku perhatikan gerak-gerik kelopak matanya yang se-sekali menutup dan terbuka lagi seakan ia tidur dan terbangun kembali.
aku mendekatkan wajahku ke muka nenekku yang sudah tak ingat lagi kepadaku, "mbah,mbah" (sambil menahan air mata) aku berucap ke nenekku.. seakan dia tidak mendengar apa yang aku katakan, padahal matanya telah terbuka. Aku ucap lagi "mbah,mbah" hasilnya nihil ia seakan tidak mengerti yang aku ucapkan layaknya seperti orang kena hipnotis. Aku lihat posisi bantal tidak pas di kepalanya, sehingga aku membetulkannya, sontak nenekku berkata "ada apa" jujur dalam hati ini senang bahwa nenekku telah sadar kembali. Akan tetapi setelah bicara begitu, perkataan nenekku mulai ngaco.. "lampu nya kok..han, penuh, itu sudah penuh gak di ikat ?" mendengarnya aku menangis seperti bayi. dan tak ada hentinya aku menangis karena sudah tak tahan membendung sedih ini.
waktu sudah amat sore, dan waktunya aku untuk pulang. Bersiap untuk pulang, aku menuju ruang tamu dan memakai jaket aku kembali. Setelah memasang jaket, aku menghampiri nenekku yang tidur pulas di kamarnya. aku mendekatkan badan aku ke nenekku, ku pegang tangannya dan aku cium tangannya yang menjadi kebiasaan aku pada saat pamit untuk pulang kerumah. Itu membuat nenekku terbangun kembali dan lagi-lagi berbicara yang tidak bisa di pahami atau bahasa lainnya "ngelantur". "han, itunya sudah penuh, iya apa nggak ? lampunya kok begini ? " (han = nama kakak ipar aku, "yohan") mengingat kata nenek aku yang seakan lupa dengan diriku, hatiku sedih lagi. Aku juga berpamit dengan kakak ipar aku dengan kepala aku yang sudah aku tutupi dengan helm. Dan aku tidak mau kalau kakak ipar aku tahu kalau aku habis menangis.
perjalanan pulang aku mengingat masa bahagia, sedih dan penyesalan
#flashback
(masa SMP)
09 juli 2007, tamat SD aku melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP di sekolahan negeri surabaya.. yakni SMP 1* surabaya. sekolahan tersebut sangatlah jauh dari rumah yang aku tinggali sehingga orang tua aku menitipkan aku kerumah nenekku. senang campur bahagia karena di samping lingkungan kampung nenekku aku punya banyak teman, juga aku di perlakukan nenekku seolah seperti seorang raja. (kalau lagi makan di suapin, makan di siapin alias tidak ngambil sendiri, makanan siap antar jika aku lagi lapar, mandi di mandiin) yang begitulah kehidupan aku waktu SMP,, pada saat aku di mandiin nenekku selalu bicara "adem ayem, seger warase,.." sambil membasahi tubuhku dengan air yang di tumpahkan dari gayung. Dan aku di bedaki, di sureni atau bahasa indonesiannya ditata rambut aku. terus biasannya kalo pipis pas malam-malam minta di antar, padahal aku cowok.
di masa SMP ini aku sudah menyusahkan nenekku,, mulai dari membuatkan aku makanan, menghabisakan uangnya hanya untuk beli nasi goreng karena masakan nenekku tidak aku sukai.. terus menerus menyusahkan nenek aku seperti itu. Di awal masuk sekolah SMP, aku mendapatkan teman akrab dan aku mengenalkannya pada nenekku.. respon nenekku positif jadi aku turut senang. Pertengahan semester kelas 1 SMP, aku terbangun kesiangan dan sontak aku menghampiri nenekku dan aku memarahinya bahwa karena nenekku tidak membangunkan aku. aku mengomel terus karena bangun kesiangan aku jadi tidak bisa sarapan. Nenekku yang memiliki rasa kasihan memberi aku uang Rp.10.000
berlarut-larut dalam hari dan umur pun semakin bertambah,, pada saat bangun kesiangan selalu saja menyalahkan nenekku, dan aku minta uang Rp.10.000 padahal nenekku hanya dapat uang dari pensiunan dari kakek.
waktu kelas 2 SMP, aku tak kunjung pulang ke rumah padahal hari sudah larut malam. Nenekku mencari aku kemana" yang pada saat itu aku bermain "zombi-zombian," ( yakni kejar-kejaran ala surabaya yang apabila yang di kejar tertangkap oleh sang pengejar maka yang terkejar tersebut telah jadi zombi yang akan ikut mengejar sisa sang pengejar yang belum tertangkap)
Nenekku aku mencari dari 1 tempat ke tempat lain yang sangat jauh,, akhirnya nenekku aku menemukan aku dan mengajak aku pulang sambil marah-marah,, Dan akupun pulang dengan wajah cemberut.
berlanjut ke kelas 3, aku pun juga masih di perlakukan layaknya seperti anak kecil (makan di antar, makan di siapkan, jika tidak nafsu dengan masakan nenekku, aku minta belikan nasi goreng) yang begitulah aku, menyusahkan nenekku saja. Lusanya aku bertengkar dengan nenekku, aku mencaci maci dirinya,, dan aku pun nggondok.. meskipun begitu aku di siapkan makanan dan diantarkanlah makanan itu. Aku masih terdiam tak mau bicara,, berhari-hari aku luluh juga karena nenekku sudah melupakan kejadian itu sehingga setiap aku duduk termenung selalu nenekku berkata begini "gak makan ta ?" atau "kamu gak lapar ?" atau "nih aku kasih uang Rp. 10.000 karena mbah uti sudah dapat pensiunan" akhirnya aku baikan sama nenekku. Padahal aku yang salah akan tetapi nenekku selalu memulai perbincangan terlebih dahulu.
waktu ujian nasional tiba, aku minta nenekku untuk membangunkanku tengah malam untuk sholat tahajud. kini cara membangunkannya dengan cara lain takut aku tidak bangun dan marah-marah.. yakni nenekku menyeples-nyeples dahiku tapi tidak terlalu keras "pek-pek-plek" yah begitulah bunyinya. dan akhirnya aku pun lulus ujian nasional tingkat SMP.
(masa SMA)
selulus SMP aku melanjutkan ke jenjang SMA di sekolahan negeri surabaya aku pun masuk ke SMA 1* surabaya. Dan kehidupanku tak jauh beda dengan masa SMP. (makan di siapin, kalau lagi gak nafsu dengan masakan nenek, minta uang beli nasi goreng) dan setelah selesai makan bekas piring aku juga tidak aku bersihin dan lagi" nenek yang bersihkan. juga pas lagi ngambil air minum di lemari es,, terus buka lemari pake kaki padahal ada nenek. nenek aku marah, di bilang gak sopan.. juga nenek bilang "percuma kamu sholat kalau kelakuanmu seperti itu.." aku pun minta maaf sambil cengengesan kayak orang bloon.
Berlanjut ke kelas 2, aku di belikan sepeda motor dan aku di suruh kembali ke rumah orang tua. aku pun kembali ke rumah ortu dan pergi - pulang ke rumah ortu. tapi sesekali aku juga mampir ke rumah nenek untuk mencari makan atau sekedar istirahat. mulai masa ini aku sudah sadar karena dulu sudah merepotkan nenekku. Aku mulai melihat perkembangan nenekku yang sudah mulai tua dan sakit-sakitan.
waktu itu aku liburan, pada saat aku ke kelas 3 SMA aku menginap ke rumah nenekku. Aku keracunan makanan,, yakni aku muntah" demam, dan pusing. nenekku pun ikut merasakan kebingungan padahal sudah tua. Nenekku merawat diriku, menyelimuti aku dan tidur bersebelan dengan aku sambil mengelus" dahiku. Dan nenekku meminta istri kakak ipar untuk mengantar aku kerumah sakit. Sebenarnya pada setiap aku sakit di antar oleh nenekku, berhubung nenekku sudah tua maka ia tidak dapat mengantar yang pada saat itu sudah tengah malam.
hari berlalu, kelas 3 sma ini aku jarang pulang kerumah nenek,, jadi akupun setelah pulang menggunakan sepeda motor langsung pulang kerumah ortu. sampai ujian nasionalpun menjelang tiba dan aku pun jarang pulang ke rmah nenek paling seminggu 3 kali mengunjungi nenek. itupun hanya sesaat dan hanya untuk numpang makan doang. setelah makan, langsung pulang aja. aku pulang sekolah sekitar jam 12 siang.
hari H ujian nasional,, sekarang pemikiranku agak sedikit dewasa, seakan teringat kembali dosa" aku kepada nenek.. jadi aku minta maaf karena sudah merepotkannya selama ini sekalian minta doa restu. dan nenek hanya menjawab, "kamu itu cucu aku, jadi saya gak itungan.. pokoknya cucu aku bahagia. sekalipun kamu gak minta doa restu aku tetap doain untuk kamu dan cucu saya" setelah itu aku hanya terdiam.
hasilnya aku pun lulus,, tapi tidak keterima di PTN,, jadi masa hari off aku main aja kerumah nenek.. dan biasa minta makanan. tapi kali ini nenek aku tidak memasak, kini yang masak adalah bude aku..
berlarut-larut sampai hari SBMPTN tiba, aku juga rutin melihat keadaan nenek yang sudah mulai lemah dan tua. di bagian detik-detik ini nenek mulai agak aneh..
2 hari sebelum SBMPTN aku minta doa restu ke nenek. kondisinya tetap lemah tapi masih bisa jalan.
1 hari sebelum SBMPTN aku sengaja tidak mampir kerumah nenek, karena lagi malas aja.
hari H SBMPTN aku coba mampir ke rumah nenek, karena searah jalan pulang dari tempat test. kondisinya lemah, makan di buatin dan tak bisa jalan. udah mulai pikun.
setelah hari SBMPTN aku mampir kerumah nenek, kondisinya sama, dan omongannya mulai ngelantur.. (aku meladeni omongannya aja dengan senyum tapi tetap aja hati ini sedih) #sungguh nyesek hati ini melihatnya.
besoknya aku datang lagi, yakni pada saat sekarang ini,, aku melihat nenek sudah tidur pulas dan berhari - hari dia terbaring di tempat tidur terus dan tak bisa kemana-mana. kini nenek sudah sangat tua, dan kini di rawat oleh bu de dan kakak sepupu aku yang sudah hamil tua. sesekali nenek ingin keluar rumah duduk di teras dengan berjalan dia menuruni tempat tidur sendiri. tapi apa daya kakinya mulai renta dan nenekpun terjatuh,, melihat wajahnya yang sedih tak bisa kemana-mana membuat aku bercucuran air mata. jadi kakak sepupu aku hanya bisa memberinya makan dan sesekali nenek ingin keluar rumah dan sesekali nenek bicara sendiri dan apa yang dia bicarakan juga ngelantur,, kakak sepupu aku hanya bisa menggapi perkataannya dengan kata "sudah tidur saja" nenek pun menrut saja dengan berkata "iya" lalu ia mencoba tidur kembali yang seperti di paksa-paksakan. setiap hari, siang-malam, bangun - tidur hanya terbaringdi kamar tidur.
setelah melihat keadaan nenek, adzan pada waktu sholat ashr pun tiba.
#perjalanan pulang
aku menangis di jalan sambil berkendara.. rasa sedih pun membalut perasaanku,, dengan mengucapkan maaf dalam hati untuk nenek.(mata berkaca-kaca)
1. nenek, maafkan aku karena tidak bisa berbuat lebih ketika engkau sakit. padahal pada saat dulu engkau mengantarku keruma sakit pada saat sakit
2. nenek, maafkan aku karena aku tidak bisa memandikan engkau pada saat hendak mandi.
3. nenek, maafkan aku karena aku tidak bisa membuat masakan untukmu karena aku memang tidak bisa memasak, padahal engkau memasak makanan untukku pada saat lapar.
4. nenek, maafkan aku tak bisa menyuapimu, padahal engkau selalu menyuapiku
5. nenek maafkan aku karena aku tak bisa menghiburmu padahal engkau selalu menghibur aku ketika aku marah.
6.nenek, maafkan aku karena aku tidak bisa memberi apa-apa untukmu, padahal engkau selalu memberiku uang Rp. 10.000
7. nenek, maafkan aku tidak bisa menyisir rambutmu, padahal engkau menyisir rambutku ketika seusai mandi.
8. nenek, maafkan aku membuatmu kecewa, padahal engkau jarang sekali membuatku kecewa
9. nenek, maafkan aku karena aku menjengukmu pada saat pulang sekolah saja.
10. nenek maafkan aku karena aku tak bisa berbuat apa-apa kepadamu, yang aku bisa hanya berdoa agar engkau sembuh.
10 maaf untuk nenekku aku katakan dalam hati di perjalanan pulang ke rumah ortu dengan meneteskan air mata berualang-ulang. sampai akhirnya aku pulang dengan menulis cerita ini di laptop
(jam 4 sore, tanggal 21 juni 2013)